Kata€œMabadi’€ Berasal Dari Bahasa Arab Yang Berarti…. * : Secara Bahasa Arti Dari Mabadi U Khaira Ummah Adalah 5 Poina Nu Adalah Umat Terbaikb Dasar Brainly Co Id / Maha mulia dan maha agung.. Kata mutiara bahasa arab beserta. Kata asing yang diserap ke dalam bahasa indonesia cukup beragam mulai dari bahasa sansekerta
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, kata sejarah berasal dari bahasa arab yang berarti pohon. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Kepercayaan manusia purba terhadap roh-roh disebut? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
Berikutjawaban yang paling benar dari pertanyaan: Kata kedaulatan berasal dari bahasa arab yang berarti? Terkuat; Berkuasa; Tertinggi; Bertingkat; Semua jawaban benar; Jawaban: C. Tertinggi. Menurut Variansi.com, kata kedaulatan berasal dari bahasa arab yang berarti tertinggi.
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, sejarah berasal dari bahasa arab dari kata syajarotun yang berarti pohon. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Sumber sejarah terbahagi kepada dua iaitu sumber primer dan sumber? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
KunciJawabannya adalah: D. Kekuasaan tertinggi. Dilansir dari Ensiklopedia, Kata kedaulatan berasal dari kata "daulah" dalam bahasa arab yang berartikata kedaulatan berasal dari kata "daulah" dalam bahasa arab yang berarti Kekuasaan tertinggi.
Keparatdalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan kata sialan berasal dari kata kufarat yang berarti orang kafir jamak. Bahasa Arab Yang Berarti. Hal ini dikarenakan memang pada dasarnya kata عفوا secara bahasa berarti maaf namun jika di lihat dari segi makna penggunaannya maka kata عفوا ini juga.
Katasakinah berasal dari bahasa Arab yang berarti tenang atau ketenangan Al from MPK AGAMA 108 at University of Indonesia. Study Resources. Main Menu; by School; Kata sakinah berasal dari bahasa arab yang berarti. School University of Indonesia; Course Title MPK AGAMA 108; Type. Notes. Uploaded By satriabagus.
serFCNB. Para sarjana, negarawan, penulis dan jurnalistik menggunakan kata peradaban apa adanya. Akan tetapi tampaknya tak ada seorang pun yang yakin tentang arti peradaban yang sesungguhnya. Peradaban telah menjadi sebuah kata yang universal. Kebanyakan orang yang memakai kata ini, tidak begitu memperhatikan implikasinya. Ini merupakan hal klise yang diulang oleh beberapa orang dalam kehidupan masyarakat. Pada kenyataannya, peradaban memiliki arti yang sangat berbeda bagi setiap orang. Penggunaan atau penyalahgunaan kata peradaban memunculkan beberapa pertanyaan seperti Apa itu peradaban? Apa unsur-unsur peradaban? Dan bagi kaum Muslim khususnya, peradaban menimbulkan sebuah pertanyaan penting, apakah relevansi peradaban terhadap Islam? Para sejarawan, Orientalis, sarjana Arab dan Islam telah menghasilkan beberapa literatur tentang peradaban Islam pada pertengahan abad kedua puluh, tetapi tak seorang pun di antara mereka memberikan pengertian yang jelas tentang peradaban ditinjau dari segi istilah. Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk meragukan beberapa hal dan berpura-pura mengerti tentang beberapa subjek, walaupun mereka sesungguhnya kurang memahami. Sebagian besar kaum intelektual juga berpura-pura mengerti tentang peradaban, tetapi mereka mungkin tidak mampu menjelaskannya kepada teman-teman dan kolega mereka. Pikiran manusia selalu mengelak; suka merasa puas dengan dugaan-dugaan yang samar daripada berpegang pada konsep-konsep yang sulit. Misteri selalu membangkitkan minat manusia untuk mengetahuinya. Kata peradaban, tampaknya menggugah minat kita semua. Bagaimanapun, ini menjadi tugas para sarjana untuk menjelaskan konsep-konsep yang sulit tersebut bagi para pemula. Pengertian Peradaban Para penulis Arab memberikan istilah yang berbeda-beda untuk kata peradaban. Sejarawan Islam pertama yang menulis tentang peradaban adalah Ibn Khaldun yang menggunakan kata `umran untuk menggambarkan konsep peradaban. Pengagum Ibn Khalid dan penerjemah al-Muqaddimah li Kitab al-`Ibrar ke dalam bahasa Inggris, Prof. Franz Rosenthal menerjemahkan `umran sebagai urbanization dan civilization.[i] Apa yang disebut dengan `umran pada abad keempat belas memiliki arti yang sama dengan pengertian civilization peradaban pada abad kedua puluh. Ibn Khaldun adalah seorang penggagas studi tentang peradaban di dunia. Tulisannya diilhami oleh visi sejarah yang unik. Ketika Ibn Khaldun menggunakan kata `umran, kata civilization belum ada dalam bahasa Inggris. Baru pada tahun 1772 M. istilah civilization muncul, tetapi Dr. Samuel Johnson 1709-84 M. seorang penulis kamus bahasa Inggris, menolak memasukkan kata civilization[ii] dalam kamusnya. Dia lebih suka menggunakan kata civilizaty untuk arti yang sama. “Sejak saat itulah kata civilizaty menjadi sebuah kata yang lazim digunakan dalam seluruh bahasa modern yang berarti jenis tertentu atau tahap budaya yang telah ada selama masa tertentu.” Kata civilization pertama kali digunakan dalam buku-buku berbahasa Inggris[iii] pada abad kesembilan belas Masehi. Oleh sebab itu, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kata dan konsep peradaban lahir di Eropa pada abad kesembilan belas Masehi. Secara etimologi, kata civilization berhubungan erat dengan kata urbanization. Kata civilization peradaban berasal dari bahasa Latin, civitas, yang berarti city kota. Alasan yang menegaskan asal kata ini adalah, bahwa setiap peradaban besar memiliki kota-kota besar dan karakteristik dasar peradaban yang paling mudah untuk diamati, ada di dalam kota.[iv] Beberapa antropolog juga menegaskan adanya fakta bahwa tiap-tiap peradaban meluas dari pusat kota, mempengaruhi daerah sekeliling, baik dalam bidang ekonomi, politik, mauopun budaya misalnya peradaban Mesir, Aztec, dan Yunani.[v] Dalam literatur Arab, kata `umran berasal dari kata kerja `amara yang berarti “wilayah atau rumah yang didiami, berpenduduk, padat penduduknya dan sejenisnya dalam sebuah daerah yang maju atau makmur, bukan di daerah terpencil atau padang pasir atau daerah tandus. Kata `umran juga bisa berarti daerah koloni, daerah pertanian, daerah subur, gedung dalam suatu wilayah yang pembangunannya baik. Kata `umran merupakan padanan kata dari bunyan, yang berati bangunan, struktur, gedung pencakar langit, atau bisa berarti kegiatan membangun.[vi] Dengan kata lain, `umran mempunyai implikasi kehidupan menetap yang menjadi dasar bagi semua peradaban. Ibn Khaldun menggunakan kata `umran berulang kali dalam hubungannya dengan studinya tentang perkotaan yang dibangun oleh para penguasa Islam atau dinasti kuno. Ibn Khaldun juga menggunakan kata hadharah [vii]di samping kata `umran . Tetapi hadharah di sini hanya memiliki arti secentary life kehidupan yang menetap. Kata hadharah pada masa Ibn Khaldun sendiri tidak berarti civilization peradaban. Penerjemah buku al-Muqaddimah menerjemahkan kata hadharah dari tulisan Ibn Khaldun sebagai sedentary menetap. Perubahan semantik kata hadharah terjadi dalam bahasa Arab modern. Penulis Arab modern menggunakan kata hadharah sebagai sinonim untuk civilization peradaban. Prof. Von Grunebaum[viii] menerjemahkan kata hadharah sebagai civilization. Secara literer, kata hadharah berarti daerah, distrik, atau wilayah dari suatu kota atau desa, dan kawasan pertanian.[ix] Lawan kata badw. Penulis Arab terkenal, Kurd Ali, mengefektifkan penggunaan kata hadharah dalam bukunya tentang peradaban, yang berjudul al-Islam wa al-Hadharah al-`Arabiyyah, yaitu Peradaban Arab dan Islam. Dr. Muhammad Abdul Hadi, penerjemah buku Adam Metz, Die Renaissance des Islam diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Khuda Bukhsh, dengan judul The Renaissance of Islam, Patna, 1937 dengan judul bahasa Arab al-Hadharah al-Islamiyyah fi al-Qarn al-Rabi` al-Hijri Cairo, 1957. Penerjemahan kata renaissance dalam buku Adam Metz yang berjudul Die Renaissance des Islam ke dalam bahasa Arab oleh Dr. Muhammad Abdul Hadi sebagai hadharah secara literal tidaklah tepat. Kata renaissance dalam bahasa Arab adalah nahdhah. Oleh sebab itu, penggunaan kata hadharah oleh Dr. Muhammad Abdul Hadi lebih tepat diartikan sebagai renaissance. Penggunaan kata hadharah yang sembarangan oleh para penulis Arab modern semacam ini, mungkin mendiskreditkan kata hadharah tersebut dan menimbulkan keraguan yang serius tentang kesesuaian kata hadharah sebagai pengganti kata civilization peradaban dalam bahasa Arab. Demikian pula Bortold dalam bukunya terjemahan Inggris berjudul Mussulman Culture yang diterjemahkan dalam bahasa Arab dengan judul al-Hadharah al-Islamiyyah. Dalam hal tertentu, hadharah memang berarti culture. Tampaknya hadharah merupakan kata yang memiliki banyak arti dan luwes. Dari sudut pandang semantik, `umran dan hadharah mungkin berasal dari satu rumpun. Penggunaan kata `umran pada abad keempat belas dan kata hadharah pada abad kedua puluh mungkin saja sama, tetapi keduanya tidaklah identik. Hadharah mengandung makna budaya kota maupun desa. Oleh karena itu hadharah dan civilization peradaban tidak sama dalam arti dan hubungannya. Inilah sebabnya mengapa kemudian para penulis Arab lebih suka menggunakan kata lain untuk menggambarkan peradaban daripada menggunakan kata hadharah. Abad kesembilan belas berakhir, dan abad kedua puluh dimulai dengan munculnya kata madaniyyah dalam tulisan beberapa sarjana Islam. Dua tokoh terpenting yaitu Muhammad Farid Wajdi dan Syekh Muhammad Abduh sama-sama menggunakan istilah madaniyyah sebagai sinonim untuk kata civilization peradaban. Wajdi memperkenalkan buku al-Madaniyyah wa al-Islam Peradaban dan Islam tahun 1899 M. di mana buku ini merupakan sebuah buku yang bersifat apologis. [i] Ibn Khaldun, The Muqaddimah, terjemahan dalam bahasa Inggris oleh F. Rosenthal, Priceton, 1967, 1, lxxvii Introduction. [ii] Glyn Daniel, The First Civilization the Archeology of Their Origin, London, 1968, hlm. 18 [iii] Buku pertama tentang peradaban adalah The Origins of civilization oleh John Labbock, diterbitkan pada tahun 1870; dan buku Anthropology, and Introduction to the Study of Man and civilization oleh Edward Taylor, diterbitkan pada tahun 1870. [iv] Staryer, The Mainstream of Civilization Process, 1974, xxviii. [v] Darcy Riberio, The Civilization Process, Washington, 1968, hlm. 19 [vi] Lane, Arabic English Lexicon, 1, 2155-56 [vii] Ibn Khaldun, al-Muqaddimah, Kairo, 1960, hlm. 211 [viii] Von Grunebaum, Islam Essays in the Nature and Growth of a Cultural Tradition, London, 1969, hlm. 209 [ix] Lane, Op. Cit., 589
Arti kata, ejaan, dan contoh penggunaan kata "abadi" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. abadi a kekal; tidak berkesudahan di dunia ini tidak ada yg -;mengabadi v menjadi abadi dr tahun ke tahun buku-buku karangannya semakin ~;mengabadikan v 1 mengekalkan ~ persahabatan antara kedua bangsa; 2 membuat gambar kenang-kenangan dng dipotret, dilukis, dsb; menjadikan peringatan yg kekal para wartawan foto dan televisi ~ upacara pembukaan PON;pengabadian n proses, cara, perbuatan mengabadikan;keabadian n 1 kekekalan; 2 tempat yg abadi alam baka kenanglah pahlawan yg telah bersemayam di ~ Bantuan Penjelasan Simbol a Adjektiva, Merupakan Bentuk Kata Sifat v Verba, Merupakan Bentuk Kata Kerja n Merupakan Bentuk Kata benda ki Merupakan Bentuk Kata kiasan pron kata yang meliputi kata ganti, kata tunjuk, atau kata tanya cak Bentuk kata percakapan tidak baku ark Arkais, Bentuk kata yang tidak lazim digunakan adv Adverbia, kata yang menjelaskan verba, adjektiva, adverbia lain - Pengganti kata "abadi" Kosakata Populer Sedang Dilihat Informasi Tentang Situs Merupakan situs penyedia data mengenai arti kata atau istilah dan cara pengejaannya beserta contoh kalimat yang disadur dari "Kamus Besar Bahasa Indonesia" atau yang biasa disingkat dengan KBBI. Tidak seperti beberapa situs web yang sama, kami mencoba untuk menyediakan berbagai fitur lain, seperti kecepatan akses, menampilkan dengan berbagai membedakan warna untuk jenis kata, tampilan yang tepat untuk semua web browser kedua komputer desktop, laptop dan ponsel pintar dan seterusnya. Fitur lengkap dapat dibaca di bagian fitur Online KBBI. Arti kata seperti kata "abadi" di atas ditampilkan dalam warna yang membuatnya mudah untuk mencari entri dan sub-tema. Berikut adalah beberapa penjelasan Jenis kata atau Deskripsi istilah-istilah seperti n kata benda, v kata kerja dalam merah muda pink dengan menggarisbawahi titik. Arahkan mouse untuk melihat informasi tidak semuanya telah dijelaskan Makna 1, 2, 3 dan seterusnya ditandai dalam huruf tebal dengan latar belakang lingkaran Contoh penggunaan entri / sub entri yang ditandai dengan warna biru Contoh dalam Amsal ditandai di orange Ketika mengeklik hasil dari "Loading" daftar, hasil yang sesuai dengan kata Cari akan ditandai dengan latar belakang kuning Menampilkan hasil yang baik dalam kata-kata dasar dan derivatif, dan makna dan definisi akan ditampilkan tanpa harus kembali men-download data dari server Link cukup Permalink / Link indah dan mudah diingat untuk definisi kata, misalnya Kata 'teknologi' akan memiliki link di Kata 'konservatif' akan memiliki link di Kata 'rukun' akan memiliki link di Contoh Kata yang Mirip dengan kata "abadi" yaitu abadi • barzanji • cecer • kaul • bulat • anal • encik • campang • tuai • udel • pilih • sigap • selak • ipuk • klitoris • piyik • kesturi • aspiratif • lawak • kayun • kinerja • bakmi • final • sawer • mujur • monster • waliullah • penatu • koaksial • sitologi dll Sehingga link ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam menulis, baik pada jaringan dan di luar dikembangkan dengan konsep desain responsif, berarti bahwa penampilan website situs dari KBBI akan cocok di berbagai media, seperti smartphones Tablet pc, iPad, iPhone, Tab, termasuk komputer dan netbook / laptop. Tampilan web akan menyesuaikan dengan ukuran layar yang tambahan baru di luar KBBI edisi IIIMenulis singkatan di bagian definisi seperti yang, dengan, dl, tt, dp, dr dan lain-lain ditulis secara penuh, tidak seperti yang ditemukan di KBBI PusatBahasa.✔ Informasi tambahanTidak semua hasil pencarian, terutama jika kata yang dicari terdiri dari 2 atau 3 surat, semua akan ditampilkan. Jika hasil pencarian dari "Loading" daftar sangat besar, hasil yang dapat langsung diklik pada akan terbatas jumlahnya. Selain itu, untuk beberapa kata pencarian, sistem akan hanya mencari kata-kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih. Misalnya apa yang dicari adalah "water, minyak, dissolve", sehingga hasil pencarian yang akan ditampilkan adalah minyak dan membubarkan beberapa kata pencarian dapat dilakukan dengan memisahkan setiap kata dengan tanda koma, misalnya mengajar, program, komputer untuk menemukan kata-kata pengajaran, program dan komputer. Jika ditemukan, hasil utama akan ditampilkan dalam "base words" kolom dan hasil dalam bentuk kata-kata turunan akan ditampilkan dalam "Loading" kolom. Ini banyak kata pencarian akan hanya mencari kata-kata dengan minimal 4 Surat panjang, jika sebuah kata yang 2 atau 3 Surat panjang, kata akan data arti kata yang terdapat di website ini merupakan hak cipta dari situs resmi KBBI yang beralamat di Jika anda menemukan padanan kata atau arti kata yang menurut anda tidak sesuai atau tidak benar, maka anda dapat menghubungi ke pihak Badan Bahasa KEMDIKBUD untuk memberikan kritik atau saran Berikut adalah informasi kontak dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur. Telepon 021 4706287, 4706288, 4896558, 4894546. Faksimile 021 4750407 Email [email protected]
SETIAP kali berbicara tentang keluarga bahagia, selalu mengkaitkan dengan istilah sakinah, mawadah, wa rahmah. Tiga kata yang acap diringkas dengan sebutan Keluarga Sakinah. Sebenarnya apa makna sakinah, mawadah dan rahmah? Bagaimana pula ciri keluarga yang dikatakan sakinah? BACA JUGA Hubungan Keluarga ibarat Sendi dan Tulang Sebagaimana diketahui, kata sakinah, mawadah dan rahmah itu diambil dari firman Tuhan “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram sakinah kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih mawadah dan sayang rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” Ar Rum 21. Kata sakinah berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, kata sakinah mengandung makna tenang, tenteram, damai, terhormat, aman, nyaman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, dan memperoleh pembelaan. Dengan demikian keluarga sakinah berarti keluarga yang semua anggotanya merasakan ketenangan, kedamaian, keamanan, ketenteraman, perlindungan, kebahagiaan, keberkahan, dan penghargaan. Kata sakinah juga sudah diserap menjadi bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sakinah bermakna kedamaian; ketenteraman; ketenangan; kebahagiaan. 2 Makna Mawaddah Kata mawaddah juga berasal dari bahasa Arab. Mawaddah adalah jenis cinta membara, perasaan cinta dan kasih sayang yang menggebu kepada pasangan jenisnya. Mawaddah adalah perasaan cinta yang muncul dengan dorongan nafsu kepada pasangan jenisnya, atau muncul karena adanya sebab-sebab yang bercorak fisik. Seperti cinta yang muncul karena kecantikan, ketampanan, kemolekan dan kemulusan fisik, tubuh yang seksi; atau muncul karena harta benda, kedudukan, pangkat, dan lain sebagainya. Biasanya mawaddah muncul pada pasangan muda atau pasangan yang baru menikah, dimana corak fisik masih sangat kuat. Alasan-alasan fisik masih sangat dominan pada pasangan yang baru menikah. Kontak fisik juga sangat kuat mewarnai pasangan muda. Misalnya ketika seorang lelaki ditanya, “Mengapa anda menikah dengan perempuan itu, bukan dengan yang lainnya?” Jika jawabannya adalah, “Karena ia cantik, seksi, kulitnya bersih”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah mawaddah. Demikian pula ketika seorang perempuan ditanya, “Mengapa anda menikah dengan lelaki itu, bukan dengan yang lainnya?” Jika jawabannya adalah, “Karena ia tampan, macho, kaya”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah yang disebut mawaddah. Kata mawaddah juga sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia, menjadi mawadah dengan satu huruf d. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mawadah bermakna kasih sayang. 3 Makna Rahmah Rahmah berasal dari bahasa Arab. yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas kasih, juga rejeki. Rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang lembut, terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban, siap melindungi yang dicintai, tanpa pamrih “sebab”. Bisa dikatakan rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada di luar batas-batas sebab yang bercorak fisik. Biasanya rahmah muncul pada pasangan yang sudah lama berkeluarga, dimana tautan hati dan perasaan sudah sangat kuat, saling membutuhkan, saling memberi, saling menerima, saling memahami. Corak fisik sudah tidak dominan. Misalnya seorang kakek yang berusia 80 tahun hidup rukun, tenang dan harmonis dengan isterinya yang berusia 75 tahun. Ketika ditanya, “Mengapa kakek masih mencintai nenek pada umur setua ini?” Tidak mungkin dijawab dengan, “Karena nenekmu cantik, seksi, genit”, dan seterusnya, karena si nenek sudah ompong dan kulitnya berkeriput. Demikian pula ketika nenek ditanya, “Mengapa nenek masih mencintai kakek pada umur setua ini?” Tidak akan dijawab dengan, “Karena kakekmu cakep, jantan, macho, perkasa”, dan lain sebagainya; karena si kakek sudah udzur dan sering sakit-sakitan. Rasa cinta dan kasih sayang antara kakek dan nenek itu bahkan sudah berada di luar batas-batas sebab. Mereka tidak bisa menjelaskan lagi “mengapa dan sebab apa” masih saling mencintai. Kata rahmah diserap dalam bahasa Indonesia menjadi rahmat dengan huruf t. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rahmah atau rahmat bermakna belas kasih; kerahiman; karunia Allah; dan berkah Allah. 4 Ciri Keluarga Sakinah Misalnya seorang suami bekerja di luar rumah, dan pulang ke rumah setiap sore jam Jika suami ini merasa tenang, damai, nyaman, tenteram saat semakin dekat ke rumah, maka ia memiliki perasaan sakinah. Namun jika setiap kali mau pulang, semakin dekat ke rumah hatinya semakin gelisah, tidak nyaman, enggan pulang karena tidak tenang, maka sangat dipertanyakan dimana rasa sakinahnya. Demikian pula saat isteri di rumah, ia mengetahui bahwa setiap jam suaminya pulang ke rumah. Jika semakin dekat dengan jam kepulangan suami, hatinya semakin bahagia, tenang dan tenteram, maka ia memiliki perasaan sakinah. Namun jika semakin dekat dengan jam kepulangan suami hatinya berdegup kencang, tidak tenang, takut dan gelisah, maka sangat dipertanyakan dimana sakinahnya. Apalagi jika si isteri berdoa “Semoga suamiku tidak jadi pulang, semoga suamiku dapat tugas lembur lagi sampai bulan depan”; atau bahkan “Semoga suamiku kecelakaan dan meninggal dunia”, maka sakinah sudah tidak ada lagi. BACA JUGA Inilah 7 Ciri Rumah Ideal Keluarga Muslim Keluarga sakinah memiliki suasana yang damai, tenang, tenteram, aman, nyaman, sejuk, penuh cinta, kasih dan sayang. Keluarga yang saling menerima, saling memberi, saling memahami, saling membutuhkan. Keluarga yang saling menasihati, saling menjaga, saling melindungi, saling berbaik sangka. Keluarga yang saling memaafkan, saling mengalah, saling menguatkan dalam kebaikan, saling mencintai, saling merindukan, saling mengasihi. Keluarga yang diliputi oleh suasana jiwa penuh kesyukuran, terjauhkan dari penyelewengan dan kerusakan. [] SUMBER PAKCAH
يَنْبَغِى لِكُـلِّ شَارِعٍ فِى فَنٍّ مِنَ الفُنُونِ أَنْ يَتَصَوَّرَهُ وَيُعَرِّفَهُ قَبْلَ الشُّرُوْعِ فِيْهِ لِيَكُونَ عَلَى بَصِيْرَةٍ فِيْهِ وَيَحْصُلُ التَّصَوُّرُ بِمَعْرِفَةِ المَبَادِى العَشَرَةِ المَنْظُومَةِ فىِ قَولِ بَعْضِهِمْ Seyugialah yang mengandung pahala sunnah bagi setiap orang yang hendak mempelajari suatu ilmu, terlebih dahulu harus mengetahui huraian-huraian ilmu yang akan di pelajari, dengan harapan agar dapat mewaspadai ilmu yang akan di pelajari, dan huraian-huraian ilmu itu adalah dengan cara megenali 10 macam kerangka ilmu, sebagaimana penjelasan sya’ir yang di abadikan sebahagian Ulama الحَـدُّ وَالمَوْضُوعُ ثُمَّ الثَّـمْرَةُ إِنَّ مَبَادِى كُـلَّ فَنٍّ عَشْـرَةُ الإِسْمُ الإِسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشَّارِعُ وَفَضْـلُهُ وَنِسْـبَةٌ وَالوَاضِـعُ وَمَنْ دَرَى الجَمِيْعَ حَازَ الشَّرَفاَ مَسَائِلٌ وَالبَعْضُ بِالبَعْضِ اكْتَفَى Sesungguhnya mabadidasar setiap ilmu itu sepuluh Hadnya ta’rifannya Maudhu’nya tajuk perbahasannya Kemudian Tsamrahnya buah atau faedahnya Fadhilatnya iaitu keutamaannya Nisbahnya perbandingannya Pelopor atau penciptanya yakni orang yang mula menyusun atau mengasaskan ilmu tersebut Namanya nama ilmu tersebut Sumbernya tempat ambilan ilmu tersebut Hukum syaraknya hukum mempelajari ilmu tersebut Dan masalah-masalahnya Cukup dihuraikan sebahagian, namun siapa menghuraikan kesemuanya akan mendapat kemuliaan. وَالآنَنُشَارِعُ فىِ فَنٍّ النَّحْوِ فَنَقُوْلُ Dan sekarang kita hendak mempelajari ilmu Nahwu maka kami katakan 1. Had ya’ni Ta’rifannya حَدُّهُ عِلْمٌ بِقَوَاعِدٍ يُعْرَفُ بِهَا اَحكَامُ الكَلِمَاتِ العَرَبِيَّةِ حَالَ تَرْكِيْبِهَا مِنَ الاِعْرَابِ وَالبِنَاءِ وَمَا يَتْبَعُهَا Hadnya ya’ni ta’rifannya ialah suatu ilmu berserta kaedah-kaedah untuk mengetahui hukum-hukum kalimat bahasa arab ketika kalimat itu tersusun, apakah hukum i’rab berubah atau mabni tetap dan lain sebagainya. 2. Maudhu’ ya’ni Tajuk Perbahasannya وَمَوْضُوْعُهُ الكَلِمَاتُ العَرَبِيَّةِ مِنْ حَيْثُ البَحْثِ عَنْ أَحْوَالِهَا Penempatan ilmu Nahwu adalah pembahasan kalimat-kalimat bahasa arab. 3. Tsamrah ya’ni Faedahnya وَثَمْرَتُهُ التَّحِرُزُ عَنِ الخَطَاء وَالاِسْتِعَانَةُ عَلَى فَهْمِ كَلاَمِ اللهِ وَكَلاَمِ رَسُوْلِ اللهِ Buah mempelajari ilmu Nahwu adalah menjaga kesalahan membaca serta membantu memahami Firman Allah dan Hadits Rasulullah Saw. 4. Fadhilah ya’ni Keutamaannya وَشَرْفُهُ بِشَرْفِهِ Keutamaan ilmu Nahwu adalah karena mulia manfaat dan buahnya. 5. Nisbah ya’ni Perbandingan dengan lain-lain ilmu وَنِسْبَتُهُ لِبَا قِي العُلُوْمِ التَّبَاينُ Nisbatperbandingan ilmu nahwu dengan ilmu yang lain adalah nisbat tabayyun masing-masing punya kejelasan. 6. Wadhi’ ya’ni Pencipta atau pelopornya وَوَاضِعُهُ أَبُوْ الاَسْوَدَ الدَّؤُلِى يُأمَرُ مِنَ الاِمَامِ عَلِى كَرَمَهُ اللهُ وَجْهَهُ Penciptailmu Nahwu adalah Abul Aswad Addauly atas intruksi Imam Ali karamallahu wajhah. 7. Ism ya’ni Nama ilmu ini وَاسْمُهُ عِلْمُ النَحْوِ وَعِلْمُ العَرَبِيَّةِ Nama ilmu ini adalah Nahwu, ilmu tata bahasa arab. 8. Istimdaad ya’ni Sumber ambilan dan rujukan وَاسْتِمْدَادُهُ مِنْ كَلاَمِ العَرَبِ Sumber ilmu Nahwu adalah kata atau kalimat yang berbahasa Arab. 9. Hukum ya’ni ketetapan hukum mempelajari ilmu ini وَحُكْمُ الشَّارِعُ فِيْهِ وُجُوْبُهُ الكَفَائِى عَلَى أَهْلِ كُلِّ نَاحِيَةٍ وَالعَيْنِى عَلَى قَارِئِ التَّفْسِيْرِ وَالحَدِيْثِ Hukum mempelajari ilmu nahwu adalah wajib kifayah atas penduduk setiap kampung dan fardu a’in atas setiap pembaca Tafsir dan hadits seperti para santri, ustadz dan para kiyai. 10. Masalah-masalah yang diperbahasankan didalam ilmu ini وَمَسَائِلُهُ قَوَاعِدُهُ كَقَوْلِكَ الفَاعِلُ مَرْفُوْعٌ وَالمَفْعُوْل بِهِ مَنْصُوْبٌ Masalah-masalah dalam ilmu Nahwu adalah kaidah-kaidah atau rumus-rumus seperti Fa’ilitu hukumnya dirafa’kan, Maf’ul bih itu hukumnya dinasabkan, dan lain sebagainya.
Oleh; Abd. Rahem * KH. M. Hasyim Latif, dalam bukunya yang berjudul Nahdlatul Ulama Penegak Panji Ahlussunnah Wal Jama’ah PW LTNU Jatim 2022 menjelaskan bahwa, Ketua Dewan Tanfidziyah PBNU 1937-1942 KH. Mahfudz Shiddiq mengajukan gagasan Mabadi’ Khaira Ummah, Prinsip-prinsip dasar pembentukan umat terbaik. Gagasan tersebut dilatar belakangi oleh lemahnya penataan ekonomi bagi warga Nahdliyin pada waktu itu. Sehingga, warga Nahdliyin sulit bahkan tidak mampu berdiri tegak dan tidak bisa menerapkan ekonomi kerakyatan yang berbasih Khaira Ummah. Belakangan gagasan Mabadi’ Khaira Ummah ini dikenal dengan sebutan economimische-mobilisatie. Secara terminologi, Mabadi’ Khaira Ummah memiliki makna berupa prinsip-prinsip nilai sebagai bagian dari upaya terbentuknya tatananan kehidupan masyarakat yang lebih baik, mandiri, serta mampu menuntaskan tugas-tugas amar ma’ruf nahi munkar. Awal mula gagasan Mabadi’ Khaira Ummah ini disampaikan, dengan memiliki tiga prinsip nilai; yaitu, kejujuran al-shidq, pemenuhan janji/ profesionalisme al-wafa’ bil ahd dan kerjasama al-ta’awun. tiga prinsip nilai dasar ini kemudian dikenal dengan “Mabadi’ Khaira Ummah al-stalatsah” Trisila Mabadi, kemudian menjadi program kerja Nahdlatul Ulama yang disepakati pad Munas NU ke XIII tahun 1935. Seiring dengan berselangnya waktu dan perkembangan kebutuhan, Pada Munas Alim Ulama di Bandar Lampung pada Tahun 1992, bersepakat bahwa Trisila Mabadi untuk disempurnakan sebagai pembentukan karakter Karacter Building warga Nahdliyin, dengan menambahi dua prinsip nilai, yaitu; al-istiqamah kontinuitas/rutinitas/berkesinambungan dan al-adalah keadilan, yang masyhur dengan sebutan Mabadi’ Khaira Ummah al-khamsah. Gagasan sekaligus gerakan Mabadi Khaira Ummah ini adalah upaya pembentukan identitas dan karakter warga NU melalui penanaman nilai-nilai luhur yang didasari atas paham Ahlussunnah Wal Jamaah. Karacter building ini lebih jauh akan bermuara kepada peningkatan Sumber Daya Manusia yang memenuhi aspek As-Shidqu kejujuran/kebenarann,kesungguhan keterbukaan. Al Wafa bil’ahdi dapat dipercaya,setia dan tepat janji. Al-Adalah bersikap adil dan obyektif. At-Ta’awun tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan takwa; dan Al-Istiqamah berkelanjutan. Mabadi’ Khaira Ummah al-khamsah tersebut, merupakan pedoman yang harus direalisasikan guna terwujudnya cita-cita Khaira Ummah bagi warga Nahdliyin ditengah-tengah masyarakat. NU sebagai organisasi Agama Islam terbesar, sudah barang tentu kehadirannya betul-betul dirasakan secara nyata dalam menjawab semua tantangan dan persoalan. Prinsip yang dapat dijadikan dasar bagi proses awal pembentukan identitas dan menjadi landasan untuk pembinaan lebih lanjut menuju terciptanya umat yang terbaik khaira ummah, suatu umat atau masyarakat yang mampu melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran, yang artinya “Jadilah kamu sekalian sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran serta beriman kepada Allah”, QS. Ali Imran 110. Secara umum, Mabadi Khaira Ummah bisa dimaknai sebagai pondasi ruang aktualisasi untuk mewujudkan nilai-nilai keagamaan sebagai pijakan serta mengarahkan masyarakat pada perbaikan kualitas kehidupan sosial. Sehingga mampu mendorong kemajuan suatu peradaban dalam upaya menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Pada umumnya NU adalah keterikatan struktural dan kulrural terhadap nilai-nilai Ahlu Sunnah Wal Jama’ah dengan konstruksi Aqidah, Fikroh, Amaliyah, Harokah, Syiyasyah dan identitas keagamaan serta kemasyarkatan yang tersusun pada karakter dan prinsip Tawassuth, Tawazun, I’tidal, dan Tasamuh. Maka konstruksi ideologi serta prinsip-prinsip dasar itu membutuhkan pengejawentahan sebagai ruang aktualisasi, dan Mabadi Khaira Ummah adalah jawaban atas peran dan kiprah NU bagi masyarakat yang menjadi rujukan serta tolak ukur nilai-nilai nasionalisme, toleransi dan tidak kaku dalam setiap perubahan social. Sumenep, 15 Agustus 2022 * Abd. Rahem Alumni Pondok Pesantren Tarate Sumenep. Saat ini aktif sebagai Ketua Lakpesdam MWC NU Manding, dan sebagai Kontributor MNC Media Grup Kata “khitthah’” berasal dari bahasa Arab yang berarti….A. GarisB. Kembali C. KetentuanD. BatasanE. IdentitasANSWER A Landasan berfikir, bersikap dan bertindak bagi warga NU adalah…A. Mabadi’ khoiru ummahB. Khittah nahdhiyahC. Thoriqoh nahdhiyahD. Ukhuwah nahdhiyahE. Siyahsiyah nahdhiyahANSWER BIntisari atau cikal bakal khitthah nahdhiyah adalah…A. Paham ke islaman menurut ulama salafB. Paham ahlussunnah wal jama’ah dengan sistem madzhabC. Paham ahlussunnah wal jama’ah yang berhaluan salah satu madzhabD. Paham ke islaman menurut ulama khalafE. Paham ke islaman yang bebas memilih madzhabANSWER CGagasan untuk merumuskan khitthah nahdhiyah muncul sejak 1975-an yaitu ketika…A. Kekuatan politik NU semakin diperhitungkan oleh pemerintahB. Para ulama dan tokoh NU sudah tidak banyak yang duduk di pemerintahanC. Terjadi perubahan orientasi politik islam di indonesiaD. NU kembali menjadi jamiyah diniyah ijtimaiyahE. Terjadi alih kepemimpinan dari generasi ke generasi ANSWER DRumusan tentang khitthah nahdhiyah pertama kali ditulis oleh …A. Kh. Ahmad shiddiqB. Kh. Idham khalidC. Kh. Ali ma’shumD. Kh. As’ad syamsul arifinE. Kh. Abdurrahman wahidANSWER A Pemantapan kembali kepada khitthah nahdhatul ulama disepakati dan disahkan berlakunya pada…A. Muktamar ke- 26 NU di semarangB. Muktamar ke- 27 NU di situbondoC. Muktamar ke- 28 NU di yogyakartaD. Muktamar ke- 29 NU di cipasungE. Muktamar ke- 30 NU di kediriANSWER B Nahdhatul Ulama’ mendasarkan faham keagamaan kepada sumber ajaran islam, yaitu…A. Al qur’an , as sunnah , al ijma’ , al ijtihadB. Al qur’an , as sunnah , al qiyas , al ijtihadC. Al qur’an , as sunnah , al ijma’ , al qiyasD. Al qur’an , al ijma’ , al qiyas, al ihsanE. Al qur’an , as sunnah , al ijtihad , al ihsanANSWER CDalam memahami dan menafsirkan islam dari sumber-sumbernya, Nahdhatul Ulama mengikuti paham Ahlussunnah wal jama’ah dan menggunakan jalan…A. Pendekatan tarjihB. Pendekatan al madzhabC. Pendekatan at tafshil D. Pendekatan al ijtihadE. Pendekatan as sunnahANSWER BWarga NU ketika mendapati perbedaan dalam hal Hari Raya Idul Fitri bersikap…A. Amar ma’ruf nahi mungkarB. At tawazunC. At tasamuhD. At tawashuth wal i’tidalE. At ta’arufANSWER C Menghindari segala bentuk ekstrimisme, bersikap lurus dan membangun merupakan contoh sikap…A. At tawashuth wal i’tidal B. Amar ma’ruf nahi mungkarC. At tawazunD. At ta’arufE. At tasamuhANSWER A Kata “Mabadi” berasal dari bahasa arab yang berarti …A. Dasar yang dari padanya segala sesuatu di mulaiB. Perundangan yang disahkan C. Kesepakatan yang harus dijunjung tinggiD. Aturan yang harus dipatuhiE. Sikap yang menjadi jati diri seseorangANSWER A Istilah Mabadi’ Khaira Ummah dalam Nahdlatul Ulama’ adalah ….A. landasan berfikir, bersikap, dan bertindak bagi seluruh warga NUB. prinsip dasar yang menjadi langkah awal pembentukan umat yang terbaikC. paham keagamaan yang menjadi dasar prilaku warga NUD. pedoman yang menjadi dasar pembentukan prilaku warga NUE. jalan pendekatan yang menjadi dasar kemasyarakatan NUANSWER B Gerakan pembentukan identitas dan karakter warga NU tercermin dalam…A. Ma’had khoiru ummahB. Mubtadi’ ummahC. Asasi ummahD. Mabadi’ khaira ummahE. Wasathon Khoiro ummahANSWER D Bacalah pernyataan berikut! 1. Selalu mengajak yang ma’ruf 2. Selalu mencegah yang mungkar 3. Selalu menonjolkan diri dalam perjuangan 4. Ingin menang sendiri dalam perdebatan 5. Benar-benar beriman kepada allah, Dari pernyataan tersebut yang menunjukkan ciri-ciri umat terbaik tersebut dalam al qur’an surat Ali Imran ayat 110 adalah….A. Pernyataan no ; 1, 2, 3B. Pernyataan no ; 1, 2, 4C. Pernyataan no ; 1, 2, 5D. Pernyataan no ; 1, 3, 4E. Pernyataan no ; 1, 3, 5ANSWER C Mabadi’ Khaira Ummah disahkan menjadi gerakan pembentukan identitas dan karakter warga NU pada…A. Muktamar ke 9 B. Muktamar ke 10C. Muktamar ke 11D. Muktamar ke 12E. Muktamar ke 13ANSWER E Gerakan Mabadi’ Khaira Ummah bertujuan membentuk masyarakat….A. Sejahtera B. Yang makmur C. TerpujiD. Ta’muruna bil ma’ruf wan nahyi anil munkarE. DamaiANSWER D Gerakan Mabadi’ Khaira Ummah sangat tepat untuk hal-hal berikut, kecuali….A. Peningkatan sumber ekonomiB. Pembinaan manajemen organisasiC. Pengembangan sumberdaya manusiaD. Penjagaan ketentraman masyarakatE. Pergaulan bebasANSWER E Pada Musyawarah Nasional alim ulama nahdhatul ulama di Lampung tahun 1992, terdapat penambahan dua butir dalam mabadi’ khaira ummah , yaitu…A. Al adalah dan al istiqomahB. Al adalah dan at ta’awunC. A l adalah dan al wafa’ bil ahdiD. Al adalah dan al amanahE. Al adalah dan ash shidquANSWER A Lahirnya gerakan Mabadi’ Khaira Ummah berawal dari kesadaran untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan NU harus didukung oleh umat yang memiliki ciri sebagai berikut, kecuali ….A. Mental yang kuatB. Memiliki sifat terpujiC. Tidak berputus asaD. Mampu ber amar ma’ruf nahi mungkar E. Menguasai teknologiANSWER E Tokoh yang menyampaikan istilah gerakan Mabadi’ Khaira Ummah untuk pertama kalinya adalah….A. KH. Ahmad Siddiq B. KH. Mahfudz SiddiqC. KH. Sahal MahfudzD. KH. Abdullah SidiqE. KH. Abd. WahidANSWER B Gerakan Mabadi’ Khaira Ummah yang menjadi program NU telah menunjukkan hasil nyata dan positif, kecuali ….A. Menumbuhkan semangat berorganisasiB. Kegiatan berorganisasi tampak di berbagai bidangC. Kepentingan pribadi mulai tampak dalam berorganisasiD. Kesetiaan warga NU bertambahE. Para tokoh semakin kompak ANSWER C Dalam perjalanan sejarah NU, gerakan Mabadi’ Khaira Ummah mengalami hambatan, bahkan sempat terhenti karena….A. Perselisihan antar pengurus NUB. Perang Dunia II dan NU menjadi partai politik C. Regenerasi kepengurusan NUD. Pergeseran kekuasaan pemerintahanE. Seruan kembali ke khittah NahdliyahANSWER B Pada mulanya prinsip dasar yang dirumuskan dalam Mabadi’ Khaira Ummah terdiri dari tiga butir utama,yaitu….A. As Shidqu, al Amanah wal Wafa’ bil Ahdi dan at Ta’awunB. As Shidqu, At Ta’awun dan Al IstiqomahC. As Shidqu, At Ta’awun dan Al AdalahD. As Shidqu, Al Amanah dan Al IstiqomahE. As Shidqu, Al Amanah dan al AdalahANSWER A Setiap warga NU diharapkan menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat dengan menunjukkan sikap, perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan isi hatinya. Sikap ini merupakan pengamalan dari salah satu butir mabadi’ khaira ummah, yaitu….A. al amanahB. as shidquC. al istiqomahD. al wafa’ bil ahdiE. al adalahANSWER B setelah gerakan Mabadi’ Khaira Ummah terhenti, akhirnya dirumuskan kembali dalam Munas Ulama’ NU tahun 1992 di….A. Jakarta B. Surabaya C. Solo D. Makasar E. LampungANSWER E Berikut ini yang tidak termasuk bagian dari Mabadi’ Khaira Ummah …A. al AdalahB. As shidquC. Al AmanahD. At Ta’awunE. Al KaromahANSWER E Al Istiqomah mempunyai arti…A. Ketaatan B. Kejujuran C. Berkelanjutan D. Dapat dipercaya E. Menaruh pada tempatnyaANSWER C Beberapa sikap yang harus dijahui agar dapat menumbuhkembangkan sikap nahdliyah diantara pelajar LP. Ma’arif, kecuali ….A. As SyukhriyahB. Al LamzuC. At TadlammunD. At TajassusE. Attakabbur ANSWER C Sikap al ghibah termasuk sikap yang dapat menganggu kelestarian ukhuwah nahdliyah sesama warga NU, karena sikap ini berarti….A. Suka berburuk sangkaB. Saling curigaC. Saling menghinaD. Suka mencemarkan nama baik E. Saling mencaci dan mencelaANSWER D
kata mabadi berasal dari bahasa arab yang berarti