Adil dan pandai bicara
Meringankan terdakwa
Tags: Question 17 . SURVEY . Ungraded . 60 seconds . Report an issue . Q. Orang munafik akan disukai teman di akhirat. 5. Orang jujur selalu mendapatkan berkah di mana saja. ZHjrocl. โ Argumentasinya bernas, lengkap dengan kutipan dari literatur, mengutip perkataan ulama, alur penyampaiannya teratur dan logikanya terstruktur, namun sayang semua itu dia gunakan untuk mendukung kemaksiatan dan kesesatan. Di zaman ini, potret di atas sering kita dapati pada beberapa orang yang biasa disebut cendekiawan muslim. Ada yang membela LGBT, ada yang menetang syariat Allah da nada pula yang menistakan syariat Allah. Potret-potret semacam itu mengingatkan kita tentang sabda Nabi Muhammad โShallallahu alaihi wasallamโ perihal para munafik aliimul liisan. Munafik yang pandai bersilat lidah. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan keberadaan orang-orang munafik ini, para pembual yang pandai mengolah kata dan pandai berbicara. Beliau bersabda ุฅูููู ุฃูุฎููููู ู ูุง ุฃูุฎูุงูู ุนูููู ุฃูู ููุชูู ููููู ู ูููุงูููู ุนููููู ู ุงููููุณูุงูู โSesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti menimpa umatku, adalah setiap munafik yang pandai bicara bersilat lidah.โ HR. Ahmad no. 143 Senada dengan itu, suatu ketika Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhu naik mimbar kemudian berpidato ุฅูููู ุฃูุฎููููู ู ูุง ุฃูุฎูุงูู ุนูููู ููุฐููู ุงููุฃูู ููุฉู ุงููู ูููุงูููู ุงููุนููููู ู ุ ููููู ูููููููู ููููููู ุงููู ูููุงูููู ุนููููู ู ุ ููุงูู ุนูุงููู ู ุงููููุณูุงููุ ุฌูุงูููู ุงููููููุจู ููุงููุนูู ููู โSesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umat ini adalah orang pintar yang munafik. Para sahabat bertanya Bagaimana bisa seseorang itu menjadi munafik yang pintar? Umar radhiyallahu anhu menjawab โYaitu orang yang pandai berbicara bak seorang alim, tapi hati dan perilakunya jahilโ. Ihya Ulumuddin, hlm. 1/59 Adapun maksud dari Alimul Lisan pandai bicara adalah mereka mempergunakan kepandaian agamanya mempengaruhi manusia, menggunakan dalil-dalil tapi tidak mengamalkannya, banyak berkata-kata sesuai pesanan yang membayarnya dan memperindah perkataannya untuk menarik masa sebanyak-banyaknya. Al-Imam Muhammad Al-Munawi rahimahullah menjelaskannya untuk menerangkan hadist di atas ุนููู ุงููุณุงู ุฃู ุนุงูู ููุนูู ู ูุทูู ุงููุณุงู ุจูุ ูููู ุฌุงูู ุงูููุจ ูุงุณุฏ ุงูุนููุฏุฉุ ูุบุฑ ุงููุงุณ ุจุดูุดูุฉ ูุณุงููุ ูููุน ุจุณุจุจ ุชุจุงุนู ุฎูู ูุซูุฑ ูู ุงูุฒูู โYang dimaksud dengan โโalim lisannyaโ yaitu dia alim terhadap ilmu dan lisannya lugas menyampaikan ilmu, akan tetapi jahil bodoh hatinya lagi rusak akidahnya, dia menipu manusia dengan kefasihan lidahnya, sehingga banyak orang tersesat karena mengikutinya.โ Faidhul Qadir, 1/221 Contoh Munafik Aliimul Lisan disebutkan oleh Al-Munawi di dalam Faidhul Qadir adalah Dzul Khuwaishirah at-Tamim an-Najdi. Dia adalah orang yang menampakkan kesholehan di hadapan orang banyak, terlihat tanda-tanda atau bekas ibadah sunnahnya namun berakhlak buruk, seperti suka mencela, merasa paling benar, buruk sangka kepada kaum muslim dan keras kepada kaum muslim namun lemah lembut kepada orang kafir. Orang seperti ini sangat hina, mereka berbusana Islam tapi bertujuan untuk menyobek-nyobek busana tersebut, merusak citra Islam. Kisah Dzul Khuwaisirah ini diceritakan dalam riwayat al-Bukhari dalam Shahih-nya ุจูููููุง ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููุณูู ูุ ุฌูุงุกู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ุฐูู ุงููุฎูููููุตูุฑูุฉู ุงูุชููู ููู ููููุ ููููุงูู โ ุงุนูุฏููู ููุง ุฑูุณูููู ุงููููููุ ููููุงูู ูููููููู ููู ููู ููุนูุฏููู ุฅูุฐูุง ููู ู ุฃูุนูุฏูููุ ููุงูู ุนูู ูุฑู ุจููู ุงููุฎูุทููุงุจู ุฏูุนูููู ุฃูุถูุฑูุจู ุนููููููู Ketika Nabi shallallaahu alaihi wa sallam sedang membagi harta rampasan, tiba-tiba Abdullah bin Dzil-Khuwaishirah At-Tamiimiy datang, lalu berkata โBerbuat adillah wahai Muhammad !โ. Beliau shallallaahu alaihi wa sallam bersabda โCelaka engkau. Siapakah yang akan berbuat adil jika aku tak berbuat adil ?โ. Mendengar itu Umar bin Al-Khaththaab berkata โIjinkanlah aku untuk memenggal lehernya !โ. HR. Al-Bukhari no. 6933 Kisah tersebut menceritakan bahwa Dzul Khuwaishirah meminta Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam untuk berbuat adil. Dia menggunakan kata adil, bukan untuk menuntut keadilan, namun dia meggunakan kata tersebut untuk menyerang pribadi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, tujuannya agar para sahabat menganggap beliau membagi ghanimah secara tidak adil. Pola seperti ini juga yang dilakukan hari ini, mereka mengesankan dirinya membela kebenaran dengan berbagai argumentasi yang seolah-olah syarโi, namun pada hakikatnya mereka sedang menyerang Islam, membela kemungkaran dan menggerogoti sendi-sendi Islam secara perlahan. Mewaspadai Munafik yang Pandai Bicara Di era keterbukaan informasi, orang munafik justru menampakan diri secara terang-terangan. Mereka menggunakan atribut-atribut keislaman, didapuk sebagai representasi ormas Islam, namun pemikiran jauh dari Islam, bahkan mendekati kekafiran. Mereka tidak hanya dari kalangan miskin ilmu, bahkan mereka intelektual dan cendekiawan Muslim, namun mereka mencampurkan yang haq dengan yang bathil, memelintir dalil-dalil, dan mengolah kata-katanya sehingga tampak benar. Orang-orang munafik ini pun mengaku dirinya yang paling Islam, padahal tidak, tujuannya adalah menipu umat Islam. Ketika umat Islam sudah terbius dengan penampilan mereka, mereka mulai menampakan pemikiran-pemikiran aneh dan menyimpang kepada masyarakat. Jurus andalan mereka adalah kepandaian mereka dalam berbicara, berdebat dan berargumen. Kepada orang-orang munafik ini, hendaknya kita menjauhi mereka dan tidak peduli dengan apa yang mereka katakan. Sebagaimana firman Allah taโala ููุฅูุฐูุง ุฑูุฃูููุชู ุงูููุฐูููู ููุฎููุถูููู ููู ุขููุงุชูููุง ููุฃูุนูุฑูุถู ุนูููููู ู ุญูุชููู ููุฎููุถููุง ููู ุญูุฏููุซู ุบูููุฑููู ููุฅูู ููุง ููููุณูููููููู ุงูุดููููุทูุงูู ููููุง ุชูููุนูุฏู ุจูุนูุฏู ุงูุฐููููุฑูู ู ูุนู ุงููููููู ู ุงูุธููุงููู ูููู โDan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa akan larangan ini, maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat akan larangan itu.โ QS. Al-Anโam 68 Demikianlah yang dilakukan oleh para ulama terdahulu, orang-orang munafik yang pandai bersilat lidah ini hendaknya ditinggalkan. Sebagaimana yang dilakukan Ibnu Sirin rahimahullah dalam Sunan Ad-Darimi dari Asmaโ bin Ubaid ุฏุฎู ุฑุฌูุงู ู ู ุฃุตุญุงุจ ุงูุฃููุงุก ุนูู ุงุจู ุณูุฑูู ููุงูุง ูุง ุฃุจุง ุจูุฑุ ูุญุฏุซู ุจุญุฏูุซุ ูุงู ูุงุ ูุงูุง ูููุฑุฃ ุนููู ุขูุฉ ู ู ูุชุงุจ ุงูููุ ูุงู ูุงุ ูุชููู ุงู ุนูู ุฃู ูุฃููู ู. ูุงู ูุฎุฑุฌุงุ ููุงู ุจุนุถ ุงูููู ูุง ุฃุจุง ุจูุฑุ ูู ุง ูุงู ุนููู ุฃู ููุฑุข ุนููู ุขูุฉ ู ู ูุชุงุจ ุงููู ุชุนุงููุ ูุงู ุฅูู ุฎุดูุช ุฃู ููุฑุข ุนูู ุขูุฉ ููุญุฑูุงููุง ูููุฑ ุฐูู ูู ููุจู โDua orang ahli Bidโah menemui Ibnu Sirin, kemudian berkata Wahai Abu Bakar, mau kah kamu mengecek hafalan hadist kami? Ibnu Sirin menjawab tidak. Lantas keduanya berkata โKami ingin kamu mengecek pemahaman kami terhadap kitabullah? Ibnu Sirin menjawab tidak, hendaknya kalian pergi atau aku yang pergi. Maka Asmaโ bin Ubaid meneruskan, mereka berdua pergi kemudian seseorang bertanya โWahai Abu Bakar, mengapa kamu menolak mereka yang ingin mengecek pemahamannya tentang ayat-ayat al-Qurโan kepadamu? Ibnu Sirin menjawab โSaya khawatir mereka berdua akan membacakan beberapa ayat di hadapanku kemudian memelintir maknanya, dan kesesatan yang mereka sampaikan membekas di hatimu.โ Sunan ad-Darimi no. 400 Keberadaan orang munafik sangat membahayakan, potensinya akan membawa umat kepada penyimpangan dan hancurnya Islam dari dalam. Dalam kehidupan, mereka tampak seperti saudara namun dalam pemikirannya mereka memusuhi Islam dan mengkhianati Islam. Apapun yang mereka ucapkan tidak lain karena motivasi duniawi atau pesanan dari pemilik kekuasaan. wallahu alam bish showab.. Al bani/ Ilustrasi orang yang selalu meraa menang sendiri. Foto orang yang suka ingkar janji. Foto shutterstock"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpahmu itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu terhadap sumpah-sumpahmu itu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat."โSupaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.โIlustrasi orang yang berkhianat. Foto AntonucciโSesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya....โ"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya dengan shalat di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.""Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi manusia dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan."Ilustrasi orang yang selalu meraa menang sendiri. Foto jiwa serta penyempurnaan ciptaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan menolong dengan barang berguna, sedikit berzikir." * Ilustrasi orang munafik. Foto U-Report Argumentasinya bernas, lengkap dengan kutipan dari literatur, mengutip perkataan ulama, alur penyampaiannya teratur dan logikanya terstruktur. Namun sayang semua itu dia gunakan untuk mendukung kemaksiatan dan kesesatan. Di zaman ini potret di atas sering kita dapati pada beberapa orang yang biasa disebut cendekiawan muslim. Ada yang membela LGBT, ada yang menentang syariat Allah, dan ada pula yang menistakan syariat Allah. Potret-potret semacam itu mengingatkan kita tentang sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam perihal para munafik aliimul liisan. Munafik yang pandai bersilat lidah. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan keberadaan orang-orang munafik ini, para pembual yang pandai mengolah kata dan pandai berbicara. Beliau bersabda ุฅูููู ุฃูุฎููููู ู ูุง ุฃูุฎูุงูู ุนูููู ุฃูู ููุชูู ููููู ู ูููุงูููู ุนููููู ู ุงููููุณูุงูู โSesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti menimpa umatku, adalah setiap munafik yang pandai bicara bersilat lidah.โ HR. Ahmad no. 143 Senada dengan itu, suatu ketika Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhu naik mimbar kemudian berpidato ุฅูููู ุฃูุฎููููู ู ูุง ุฃูุฎูุงูู ุนูููู ููุฐููู ุงููุฃูู ููุฉู ุงููู ูููุงูููู ุงููุนููููู ู ุ ููููู ูููููููู ููููููู ุงููู ูููุงูููู ุนููููู ู ุ ููุงูู ุนูุงููู ู ุงููููุณูุงููุ ุฌูุงูููู ุงููููููุจู ููุงููุนูู ููู โSesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umat ini adalah orang pintar yang munafik. Para sahabat bertanya Bagaimana bisa seseorang itu menjadi munafik yang pintar? Umar radhiyallahu anhu menjawab โYaitu orang yang pandai berbicara bak seorang alim, tapi hati dan perilakunya jahilโ. Ihya Ulumuddin, hlm. 1/59 Adapun maksud dari Alimul Lisan pandai bicara adalah mereka mempergunakan kepandaian agamanya mempengaruhi manusia, menggunakan dalil-dalil tapi tidak mengamalkannya, banyak berkata-kata sesuai pesanan yang membayarnya dan memperindah perkataannya untuk menarik masa sebanyak-banyaknya. Al-Imam Muhammad Al-Munawi rahimahullah menjelaskannya untuk menerangkan hadist di atas ุนููู ุงููุณุงู ุฃู ุนุงูู ููุนูู ู ูุทูู ุงููุณุงู ุจูุ ูููู ุฌุงูู ุงูููุจ ูุงุณุฏ ุงูุนููุฏุฉุ ูุบุฑ ุงููุงุณ ุจุดูุดูุฉ ูุณุงููุ ูููุน ุจุณุจุจ ุชุจุงุนู ุฎูู ูุซูุฑ ูู ุงูุฒูู โYang dimaksud dengan โโalim lisannyaโ yaitu dia alim terhadap ilmu dan lisannya lugas menyampaikan ilmu, akan tetapi jahil bodoh hatinya lagi rusak akidahnya, dia menipu manusia dengan kefasihan lidahnya, sehingga banyak orang tersesat karena mengikutinya.โ Faidhul Qadir, 1/221 Contoh Munafik Aliimul Lisan disebutkan oleh Al-Munawi di dalam Faidhul Qadir adalah Dzul Khuwaishirah at-Tamim an-Najdi. Dia adalah orang yang menampakkan kesholehan di hadapan orang banyak, terlihat tanda-tanda atau bekas ibadah sunnahnya namun berakhlak buruk, seperti suka mencela, merasa paling benar, buruk sangka kepada kaum muslim dan keras kepada kaum muslim namun lemah lembut kepada orang kafir. Orang seperti ini sangat hina, mereka berbusana Islam tapi bertujuan untuk menyobek-nyobek busana tersebut, merusak citra Islam. Kisah Dzul Khuwaisirah ini diceritakan dalam riwayat al-Bukhari dalam Shahih-nya ุจูููููุง ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููุณูู ูุ ุฌูุงุกู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ุฐูู ุงููุฎูููููุตูุฑูุฉู ุงูุชููู ููู ููููุ ููููุงูู โ ุงุนูุฏููู ููุง ุฑูุณูููู ุงููููููุ ููููุงูู ูููููููู ููู ููู ููุนูุฏููู ุฅูุฐูุง ููู ู ุฃูุนูุฏูููุ ููุงูู ุนูู ูุฑู ุจููู ุงููุฎูุทููุงุจู ุฏูุนูููู ุฃูุถูุฑูุจู ุนููููููู Ketika Nabi shallallaahu alaihi wa sallam sedang membagi harta rampasan, tiba-tiba Abdullah bin Dzil-Khuwaishirah At-Tamiimiy datang, lalu berkata โBerbuat adillah wahai Muhammad !โ. Beliau shallallaahu alaihi wa sallam bersabda โCelaka engkau. Siapakah yang akan berbuat adil jika aku tak berbuat adil ?โ. Mendengar itu Umar bin Al-Khaththaab berkata โIjinkanlah aku untuk memenggal lehernya !โ. HR. Al-Bukhari no. 6933 Kisah tersebut menceritakan bahwa Dzul Khuwaishirah meminta Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam untuk berbuat adil. Dia menggunakan kata adil, bukan untuk menuntut keadilan, namun dia meggunakan kata tersebut untuk menyerang pribadi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, tujuannya agar para sahabat menganggap beliau membagi ghanimah secara tidak adil. Pola seperti ini juga yang dilakukan hari ini, mereka mengesankan dirinya membela kebenaran dengan berbagai argumentasi yang seolah-olah syarโi, namun pada hakikatnya mereka sedang menyerang Islam, membela kemungkaran dan menggerogoti sendi-sendi Islam secara perlahan. Mewaspadai Munafik yang Pandai Bicara Di era keterbukaan informasi, orang munafik justru menampakan diri secara terang-terangan. Mereka menggunakan atribut-atribut keislaman, didapuk sebagai representasi ormas Islam, namun pemikiran jauh dari Islam, bahkan mendekati kekafiran. Mereka tidak hanya dari kalangan miskin ilmu, bahkan mereka intelektual dan cendekiawan Muslim, namun mereka mencampurkan yang haq dengan yang bathil, memelintir dalil-dalil, dan mengolah kata-katanya sehingga tampak benar. Orang-orang munafik ini pun mengaku dirinya yang paling Islam, padahal tidak. Tujuannya adalah menipu umat Islam. Ketika umat Islam sudah terbius dengan penampilan mereka, mereka mulai menampakan pemikiran-pemikiran aneh dan menyimpang kepada masyarakat. Jurus andalan mereka adalah kepandaian mereka dalam berbicara, berdebat dan berargumen. Kepada orang-orang munafik ini, hendaknya kita menjauhi mereka dan tidak peduli dengan apa yang mereka katakan. Sebagaimana firman Allah taโala ููุฅูุฐูุง ุฑูุฃูููุชู ุงูููุฐูููู ููุฎููุถูููู ููู ุขููุงุชูููุง ููุฃูุนูุฑูุถู ุนูููููู ู ุญูุชููู ููุฎููุถููุง ููู ุญูุฏููุซู ุบูููุฑููู ููุฅูู ููุง ููููุณูููููููู ุงูุดููููุทูุงูู ููููุง ุชูููุนูุฏู ุจูุนูุฏู ุงูุฐููููุฑูู ู ูุนู ุงููููููู ู ุงูุธููุงููู ูููู โDan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa akan larangan ini, maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat akan larangan itu.โ QS. Al-Anโam 68 Demikianlah yang dilakukan oleh para ulama terdahulu, orang-orang munafik yang pandai bersilat lidah ini hendaknya ditinggalkan. Sebagaimana yang dilakukan Ibnu Sirin rahimahullah dalam Sunan Ad-Darimi dari Asmaโ bin Ubaid ุฏุฎู ุฑุฌูุงู ู ู ุฃุตุญุงุจ ุงูุฃููุงุก ุนูู ุงุจู ุณูุฑูู ููุงูุง ูุง ุฃุจุง ุจูุฑุ ูุญุฏุซู ุจุญุฏูุซุ ูุงู ูุงุ ูุงูุง ูููุฑุฃ ุนููู ุขูุฉ ู ู ูุชุงุจ ุงูููุ ูุงู ูุงุ ูุชููู ุงู ุนูู ุฃู ูุฃููู ู. ูุงู ูุฎุฑุฌุงุ ููุงู ุจุนุถ ุงูููู ูุง ุฃุจุง ุจูุฑุ ูู ุง ูุงู ุนููู ุฃู ููุฑุข ุนููู ุขูุฉ ู ู ูุชุงุจ ุงููู ุชุนุงููุ ูุงู ุฅูู ุฎุดูุช ุฃู ููุฑุข ุนูู ุขูุฉ ููุญุฑูุงููุง ูููุฑ ุฐูู ูู ููุจู โDua orang ahli Bidโah menemui Ibnu Sirin, kemudian berkata Wahai Abu Bakar, mau kah kamu mengecek hafalan hadist kami? Ibnu Sirin menjawab tidak. Lantas keduanya berkata โKami ingin kamu mengecek pemahaman kami terhadap kitabullah? Ibnu Sirin menjawab tidak, hendaknya kalian pergi atau aku yang pergi. Maka Asmaโ bin Ubaid meneruskan, mereka berdua pergi kemudian seseorang bertanya โWahai Abu Bakar, mengapa kamu menolak mereka yang ingin mengecek pemahamannya tentang ayat-ayat al-Qurโan kepadamu? Ibnu Sirin menjawab โSaya khawatir mereka berdua akan membacakan beberapa ayat di hadapanku kemudian memelintir maknanya, dan kesesatan yang mereka sampaikan membekas di hatimu.โ Sunan ad-Darimi no. 400 Keberadaan orang munafik sangat membahayakan, potensinya akan membawa umat kepada penyimpangan dan hancurnya Islam dari dalam. Dalam kehidupan, mereka tampak seperti saudara namun dalam pemikirannya mereka memusuhi Islam dan mengkhianati Islam. Apapun yang mereka ucapkan tidak lain karena motivasi duniawi atau pesanan dari pemilik kekuasaan. wallahu alam bish showab. Red Perjungan agama Islam terasa berat ketika ada beberapa orang yang sengaja merongrongnya dari dalam. Dalam perjalanan tarikh baginda Nabi, ada orang-orang munafik yang Allah jadikan sebab turunnya beberapa ayat al-Quran, salah satunya adalah kisah Julas bin Suwaid yang tertera dalam surat at-Taubah ayat 74. Julas bin Suwaid adalah sahabat yang tidak ikut serta dalam Perang Tabuk, ia dan satu temannya yang bernama Wadiah bin tsabit berkata, โAndai apa yang disampaikan Nabi kepada kita itu benar adanya, maka kita lebih hina dari seekor keledai.โ Ucapan tersebut didengar oleh Sahabat Umar bin Saad, lalu Ia laporkan kepada Nabi Muhammad. Akan tetapi Julas bin Suwaid tidak mengakui bila ia telah berkata demikian. Lalu turunlah ayat, BACA JUGA SEPERTI BIJAKSANA โMereka orang-orang munafik itu bersumpah dengan nama Allah, bahwa mereka tidak mengatakan sesuatu yang menyakitimu. Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya, dan mereka tidak mencela Allah dan Rasul-Nya, kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada merekaโฆโฆโ QS. at-Taubah 74. Mereka orang-orang munafik pandai bersilat lidah dan membuat sumpah-serapah demi mendapat belas kasihan dari Nabi, akan tetapi Allah maha mengetahui apa yang ada di lubuk hati mereka. Sebab itu, satu hal yang sangat Rasulullah khawatirkan adalah ketika orang-orang munafik, para pembual yang pandai mengolah kata, pandai berbicara dan pandai berdialog dengan manusia. Sebagaimana sabdanya, ุฅููู ุฃุฎููู ู ุง ุฃุฎุงูู ุนูู ุฃู ููุชู ูููู ู ูุงููู ุนููู ู ุงููุณุงูู โSesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti yang menimpa umatku, adalah setiap munafik yang pandai bicara [bersilat lidah].โ HR. Ahmad Dalam sabdanya juga beliau berkata, ุณูููู ูู ุฃู ุชู ุงุฎุชูุงู ููุฑูุฉ ุ ููู ูุญุณููู ุงูููู ููุณูุฆูู ุงููุนู ููุฏูุนูููู ุฅูููู ููุชูุงุจู ุงูููููู ููููููุณููุง ู ููููู ููู ุดูููุกู โAkan ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan dan memperjelek perbuatan akhlak yang buruk, Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran.โ Sunan Abu Daud 4765 Adapun makna dari Aliimul Lisan adalah mereka mempergunakan kepandaian agama mereka untuk berkata didepan manusia, pintar berdalil tapi tidak mengamalkannya, berkata-kata untuk memuaskan siapa yang membayarnya dan memperindah perkataan sesuai tender dan bayaran. mereka seperti Dzul Khuwaishirah at-Tamim an-Najdi yakni orang-orang menampakkan ke-sholeh-an di hadapan orang banyak dalam bentuk tanda-tanda atau bekas ibadah sunnahnya namun berakhlak buruk seperti, 1. Suka mencela dan mengkafirkan kaum muslim 2. Merasa paling benar dalam beribadah. 3. Berburuk sangka kepada kaum muslim 4. Sangat keras kepada kaum muslim bahkan membunuh kaum muslim namun lemah lembut kepada orang kafir. Sangat hina orang seperti itu, mereka berbusana islam tapi bertujuan untuk menyobek-nyobek busana tersebut. Di dunia mereka bisa leluasa bermain kata, tapi di akhirat mereka mendapat kedudukan lebih hina daripada orang-orang yang dia bela Orang kafir. Wal Iyadzu Billah Post navigation Di antara adab berbicara yang dituntunkan Rasulullah Saw adalah berbicara seperlunya, tidak berlebihan. Kita diperintahkan untuk berbicara hanya yang baik. Beliau melarang kita banyak bicara dengan pembicaraan yang tidak terkait dengan dzikir kepada Allah. Kemampuan seseorang untuk meninggalkan apa saja yang tidak berguna baginya menjadi salah satu tanda bagusnya keislaman dia [HR Tirmidzi] dan Allah menjadikannya sebagai ciri orang mukmin yang beruntung. Rasulullah Saw mewanti-wanti kita semua untuk menjaga lisan, nikmat besar Allah yang dianugerahkan kepada manusia. Lisanlah alat komunikasi terpenting manusia, melahirkan apa yang ia pikirkan dan yakini. Kemampuan seseorang menjaga lisan untuk mengucapkan hanya yang baik dan benar merupakan prestasi luar biasa yang menjamin keseluruhan anggota tubuh dalam keadaan baik. Dari Uqbah bin Amir ia berkata โSaya bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, lalu beliau bersabda kepadaku โWahai Uqbah bin Amir, sambunglah hubungan silaturahim terhadap orang yang memutuskannya, berikanlah sesuatu kepada orang yang telah mengharamkannya untukmu dan maafkanlah orang yang telah menzhalimi kamu.โ Uqbah berkata, โKemudian saya mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau lalu bersabda kepadaku โWahai Uqbah, jagalah lisanmu, menangislah atas dosa-dosamu dan hendaklah rumahmu memberikan kelapangan untukmu.โ HR Ahmad 1. "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam." HR. Bukhari 2. "Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya mulut dan di antara kedua pahanya kemaluan niscaya aku menjamin baginya surga." HR. Bukhari 3. "Barangsiapa akhir ucapannya โLaa ilaaha illallahโ Tiada Tuhan selain Allahโ niscaya dia masuk surga." HR. Abu Dawud 4. "Sesungguhnya di antara ungkapan kata dan keterangan adalah sihir." HR. Bukhari 5. "Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam." HR. Ahmad Penjelasan Bicara saat emosi marah dapat menyesatkan. 6. "Diam tidak bicara adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya." HR. Ibnu Hibban 7. "Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak omong, yang diomongkan, dan menyia-nyiakan harta serta banyak bertanya." HR. Asysyihaab 8. "Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia." HR. Ad-Dailami 9. "Barangsiapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya." HR. Ath-Thabrani 10. "Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya." HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi 11. "Berhati-hatilah dalam memuji menyanjung-nyanjung, sesungguhnya itu adalah penyembelihan." HR. Bukhari 12. "Seorang memuji-muji kawannya di hadapan Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya, โWaspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya diucapkan berulang-ulangโ. HR. Ahmad 13. "Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung." HR. Muslim 14. "Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat menjawab, โAllah dan rasulNya lebih mengetahui.โ Beliau bersabda, โMenyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia tidak sukai.โ HR. Muslim 15. "Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk." HR. Bukhari dan Al Hakim 16. "Semua umatku diampuni kecuali yang berbuat keji terang-terangan yaitu yang melakukannya pada malam hari lalu ditutup-tutupi oleh Allah, tetapi esok paginya dia membeberkan sendiri dengan berkata, โHai Fulan, tadi malam aku berbuat beginiโฆbegini.โ Dia membuka tabir yang telah disekat oleh Allah Azza wajalla." Mutafaqโalaih 17. "Yang paling aku takutkan bagi umatku adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah." HR. Abu Yaโla